Jumat, 11 Juni 2010

Design Pengajaran

Design Pengajaran oleh Gagné

Gagné's ID (Instructional Design) didasarkan pada jenis keluaran belajar yang berbeda membutuhkan aktivitas belajar yang berbeda dan karenanya kondisi-kondisi intruksional yang berbeda.

Sembilan kejadian instruksional dasar mempunyai variasi untuk jenis keluaran belajar. Mengembangkan instruksi meliputi analisis prasyarat, pemilihan media dan merancang kejadian-kejadian instruksional.

Menganalisis persyaratan-persyaratan dengan bekerja secara ke belakang dari tujuan belajar yang diinginkan.
1.    mengidentifikasi jenis keluaran belajar yang ingin dicapai.
2.    keluaran belajar adalah tidak sederhana, setiap keluaran harus dirinci ke dalam hirarkhi keluaran belajar yang tergantung dan prasyarat, untuk mencapai suatu hirarkhi belajar keluaran-keluaran yang sederhana.
3.    Mengidentifikasi kondisi-kondisi atau proses-proses internal pada pembelajar yang harus ada untuk mencapai keluaran-keluaran tersebut.
4.    merinci kondisi-kondisi eksternal atau instruksi yang harus ada untuk mencapai kondisi-kondisi internal tersebut.
Memilih Media
5.    Mencatat konteks belajar.
6.    Mencatat karakteristik-karakteristik siswa.
7.    Memilih media untuk instruksi – cara menyampaikan kejadian-kejadian instruksional? Buku-buku, whiteboard, Komputerdan video merupakan contoh-contoh yang umum.
Design Instruction – merencanakan kejadian-kejadian instruksional untuk mendukung aktivitas belajar
8.    Rencana untuk memotivasi siswa dengan insentif-insentif, penguasaan tugas atau prestasi.
9.    Untuk setiap keluaran belajar yang direncanakan dalam hirarkhi belajar, Sembilan Kejadian Instruksional dirancang relevan dengan jenis jeluaran belajar, dalam urutan prasyarat dalam hirarkhi belajar, dan dengan media yang layak dan penggunaan tutor.
10.    Meskipun instruksi tampaknya siap digunakan, dalam praktek, instruksi tersebut diujikan pada siswa (evaluasi formatif).
11.    Setelah instruksi digunakan, sebuah evaluasi sumatif dilakukan untuk memutuskan keefektifannya.
Secara ringkas, Gagné's ID menghasilkan sebuah analisis mengenai belajar yang harus dilakukan (1-6) dan kemudian diterjemahkan ke dalam suatu rancangan untuk kejadian-kejadian instruksional yang akan menguatkan dan mendukung proses-proses internal pada siswa (7-9). Proses ini kemudian diuji, digunakan dan dievaluasi (10-11). (Petry, Mouton & Reigluth, 1987).
Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen penting yaitu:
1.    Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes
Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
1.    Verbal Information (informasi verbal), adalah kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.
2.    Intellectual skills (keterampilan intelektual), merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya.
Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
3.    Cognitive strategies (strategi kognitif), merupakan sustu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi afektif.
4.    Attitudes (sikap-sikap) merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
5.    Motor skills (keterampilan motorik) merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dllnya.

2.    Fase – fase pembelajaran
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
1.    menerima situasi rangsang (receiving the stimulus situation (apprehending)),
2.    Stage pencapaian (stage of acquisition),
3.    Penyimpanan (storage),
4.    Pemanggilan kembali (retrieval).

Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu
5.    fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar,
6.    fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
7.    Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar, dan
8.    fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).
3.    Kondisi atau tipe pembelajaran
1. Signal learning (belajar isyarat)
Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya ada “Aba-aba siap” merupakan isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat perasaan senang.

2. Stimulus-response learning (belajar melalui stimulus-respon)
Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut.

      3. Chaining (rantai atau rangkaian)
Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi. Misalnya : Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.

      4. Verbal association (asosiasi verbal)
Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu. Misalnya : seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran genjang, bola dlsbnya. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan geometris, sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang bujur sangkar.

      5. Discrimination learning (belajar diskriminasi)
Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu membedakan.

      6. Concept learning (belajar konsep) 
Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dllnya

      7. Rule learning (belajar aturan)
Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang konkrit.

      8. Problem solving. (memecahkan masalah)
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada pemikirannya agar ia produktif.
4.    Kejadian-kejadian instruksional
Apakah yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar, namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne terkenal dengan “Nine instructional events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Gain attention (memelihara perhatian)
Dengan stimulus ekstern kita berusaha membangkitkan perhatian dan motivasi siswa untuk belajar.

2.    Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)
Menjelaskan kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah belajar. Ini dilakukan dengan komunikasi verbal.

3.    Stimulate recall of prior learning (merangsang murid)
Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan.

4.    Present the content (menyajikan stimuli)
Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran sehingga murid menjadi lebih siap menerima pelajaran.

5.    Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan)
Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar

6.    Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari)
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.

7.    Provide feedback (memberikan feedback)
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.

8.    Assess performance (menilai hasil belajar)
Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.

9.    Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)
Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain

Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar sendiri terjadi antara peristiwa nomor 5 dan 6. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang harus dilakukannya



Implikasi untuk teknologi instruksional:
Teori Kondisi Belajar Gagne (1965) mempunyai beberapa implikasi untuk teknologi instruksional. Rancangan instruksi harus mencakup : menganalisis persyaratan, memilih media dan merancang kejadian-kejadian instruksional. Sebagai tambahan, teknolog instruksional harus mencamkan konsep-konsep belajar berikut ketika mengembangkan metode-metode instruksi.
•    Ketrampilan harus dipelajari pada waktunya dan setiap skill baru yang dipelajari berdasar pada skill yang telah dicapai sebelumnya
•    Analisis fase harus mengidentifikasi dan menggambarkan skill dan pengetahuan prasyarat tingkat bawah yang dibutuhkan untuk tujuan instruksional
•    Tujuan-tujuan tingkat bawah harus dikuasai sebelum tujuan-tujuan tingkat tinggi
•    Tujuan-tujuan harus ditetapkan dalam istilah tingkahlaku konkrit
•    Reinforcement positive harus digunakan dengan cara berulang
Karya Gagne (1965) mempunyai sumbangan penting pada dasar pengetahuan keilmuan dalam bidang teknologi instruksional khususnya di bidang rancangan instruksional. Dia menunjukkan beberapa langkah yang harus digunakan untuk merencanakan dan merancang instruksi, meliputi:
•    Mengidentifikasi jenis-jenis keluaran belajar
•    Setiap keluaran  harus memiliki pengetahuan atau skill prasyarat yang harus diidentifikasi
•    Mengidentifikasi kondisi-kondisi atau proses-proses internal  yang harus dimiliki siswa untuk mencapai keluaran-keluaran
•    Mengidentifikasi kondisi-kondisi eksternal atau instruksi-instruksi yang diperlukan untuk mencapai keluaran-keluaran
•    Menspesifikasi konteks belajar
•    Mencatat karakteristik-karakteristik siswa
•    Memilih media untuk instruksi
•    merencanakan memotivasi siswa
•    instruksi diuji pada siswa dalam bentuk evaluasi formative
•    setelah instruksi digunakan, evaluasi sumatif digunakan untuk memutuskan keefektifan instruksi

Penting dalam Teori Kondisi Belajar Gagne adalah bahwa instruksi harus dirancang secara spesifik dalam konteks kebutuhan siswa. Instruksi harus dirancang untuk mencakup serangkaian metode instruksional untuk memenuhi kebutuhan berbagai siswa.

1 komentar:

  1. terima kasih banyak atas infonya, saya lagi butuh teori belajar gagne..............

    BalasHapus